TANGERANG,SATELITKOTA.COM – Kesenian tradisi, seperti Jatilan, Reog, Ndolalak, Kuda Lumping dan wayang Kulit. Meriahkan pesta rakyat dalam rangka perayaan HUT ke 74 RI. Kesenian ini seolah menjadi magnet tersendiri khususnya bagi masyarakat pendatang dari jawa di Perumahan Kota Bumi. Masyarakatnya yang beragam, mereka saling berbaur satu sama lain pada gelaran hiburan rakyat. Kesenian tradisional asli jawa yang masih banyak diminati masyarakat sebagai hiburan yang tentu saja menghibur dan murah meriah dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat di Kelurahan Kotabumi, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang.
Muhammad Amin, selaku ketua RW 09 mengatakan, di Kelurahan Kotabumi, kesenian tradisional katanya, masih sangat diminati warga. Seperti misal, kalau ada pertunjukan seperti Wayang Kulit, Reog, dan lainya, warga seketika akan berbondong-bondong mendatangi tempat yang menyajikan pertunjukan tersebut. Dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua sangat menikmati pertunjukan kesenian tradisional. “Bahkan terkadang warga akan berbondong-bondong,” katanya.
Pasalnya, sudah berulang kali setiap kali perayaan HUT RI selalu mengadakan pagelaran seni budaya. Tapi tahun adalah paling meriah dan paling ramai juga paling lama penyelenggaraannya. Tiga hari, tiga malam acara hiburan rakyat ini berlangsung.
“Saya senang dan bangga serta berterima kasih sekali kepada bapak Warsito selaku tokoh masyarakat. Dia orang yang betul-betul mendukung segala kegiatan yang diadakan disini. Baik pikiran, tenaga, waktu dan juga biaya bapak Warsito dan Paguyuban Satrio Sapdo saya ucapkan terima kasih. Saya sebagai RW 09 dan warga mendukung sepenuhnya,” katanya.
Warga masyarakat Kota Bumi mengaku senang dan terhibur dengan adanya kesenian ini.
“Sangat senang, dan saya selalu menyempatkan datang untuk melihat pertunjukan ini. Alasannya tentu saja karena saya menyukai pertunjukan ini,” ujar Minan (40) adalah salah satu warga yang datang menyaksikan kesenian tradisional.
Ditempat yang sama, Rusdi, Lurah Kota Bumi mengatakan, seni budaya di wilayah yang ia pimpin masih menjadi salah satu alternatif hiburan warga yang tak kalah kualitasnya dengan pertunjukan-pertunjukan mahal di dalam gedung. Banyak warga yang terkadang rela mengeluarkan banyak uang untuk mengundang atau dalam bahasa jawanya ‘nanggap’. Seni budaya masih mampu memberikan kebanggaan tersendiri bagi yang menanggap. Tidak hanya kesenian dari jawa, seperti Lenong, dan Gambang Kromong sebagai kesenian lokal Betawi juga sangat digemari bagi masyarakat pesisir pantai.
Fakta jelas mengatakan bahwa kesenian tradisional masih mampu bersaing dengan kesenian modern yang diadaptasi dari budaya asing. Melestarikan kebudayaan adiluhung menjadi sebuah keharusan bagi setiap warga negara.“Sekarang ini gempuran budaya asing terjadi begitu kuat, nyatanya masyarakat masih terus menghargai, mengapresiasi, dan melestarikan kesenian dan kebudayaan tradisional. Tantangan bagi kita semua untuk dapat terus melestarikan kebudayaan tradisional yang akhir-akhir ini sudah mulai ditinggalkan oleh sebagian kalangan, pungkas Rusdi, kepada wartawan berita online satelitkota.com, (19/8/2019). (MED)
BERITA TERKAIT
DEWAN KESENIAN KOTA TANGERANG SUDAH SAATNYA MENGUBAH POSISI, PERAN, FUNGSI, DAN WEWENANGNYA
WINA ARMADA SUKARDI: PUISI DAN ANUGERAH MURI
Diskusi Sastra Ke-2: Menuju Anugerah Sastra dan Kebudayaan 2024