TANGERANG,SATELITKOTA.COM – Beternak ayam, puyuh, kambing atau sapi mungkin ‘mainstream’, lazim, lumrah dan sering terdengar. Tetapi jika ada orang beternak tikus, apa yang terlintas dalam pikiran Anda? Bisa jadi bergidik dan menjijikan. Karena banyak orang berpendapat bahwa tikus adalah binatang atau hama perusak, kotor dan membawa penyakit.
Namun tikus yang satu ini mungkin berbeda dengan apa yang selama ini kita bayangkan, yaitu tikus putih atau tikus laboratorium. Tikus putih adalah spesies tikus Rattus norvegicus yang sebenarnya dibesarkan dan disimpan untuk penelitian ilmiah. Tikus laboratorium telah digunakan sebagai model hewan yang penting untuk penelitian di bidang psikologi, kedokteran, dan bidang lainnya.
Di Tangerang, tepatnya di Jalan Nyimas Melati RT 02/02, Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, jenis tikus ini dibudidayakan oleh Abah Abdi Rajendra alias Bewok (52). Sudah sejak 2009 silam Bewok menggeluti profesi sebagai peternak budidaya tikus putih.
Bewok mengaku, awal mula menjadi peternak budidaya tikus putih ini karena diajak oleh seorang teman, yaitu dengan menerima tiga tantangan: beternak kelabang, lintah atau tikus putih? Bewok memilih untuk menggeluti bisnis beternak tikus putih, meski ragu karena takut gagal.
“Awalnya saya takut gagal untuk memulai jenis usaha ternak tikus putih ini, butuh waktu untuk memutuskannya. Saya tantang dulu teman saya itu, kalau saya gagal tikus-tikus ini saya buang di depan rumah kamu ya,” kata Bewok, meriwayatkan.
Selain itu, kata Bewok, memilih menggeluti bisnis ternak tikus putih ini, menurutnya karena pemasarannya mudah, perawatannya gampang dan pakannya bisa ditemukan di lingkungannya, yaitu: kacang ijo dan roti-roti yang sudah jelek (limbah).
Kandang tikus yang dibangun di pekarangan lahan milik perusahaan ini mampu menampung 300-an induk tikus serta ribuan anak tikus dengan berbagai ukuran: ada yang ukuran baby, medium, dan afkir. Dalam satu minggu, bisa menghasilkan sekitar seribu ekor anak tikus. Dan tikus-tikus ini diletakkan dalam kandang model bak-bak plastik dan bak-bak semen berukuran 30×40 cm yang ditutup dengan kawat besi.
Tikus putih hasil budidayanya biasanya dibeli kelompok akademisi yang mengambil jurusan Biologi dan Kedokteran untuk bahan penelitian. Selain itu, pembelian juga datang dari komunitas penyayang reptile di Tangerang dan sekitarnya. Untuk pasaran harga sendiri bisa dilihat dari besar kecilnya seekor tikus.
Untuk jenis Rat dihargai Rp 7 ribu/ekor, medium Rp 15 ribu/ekor, sedangkan jenis Afkir dihargai antara Rp 20 ribu hongga Rp 25 ribu/ekor. Dari penjualan tikus ini, Bewok mendapatkan penghasilan rata-rata Rp 5 juta setiap bulan.
Diketahui, kendala ternak tikus ini adalah jika cuaca panas atau musim kemarau antara 3 sampai 5 tikus-tikus ini bisa mati karena tidak tahan terhadap cuaca yang panas. Maka penting sekali katanya lingkungan sekitar kandang ditumbuhi banyak pohon, supaya sejuk dan lembab. Untuk kebersihan dan menjaga kesehatan tikus sendiri, satu minggu sekali kandang wajib dibersihkan dan diganti sekam sebagai alas kandangnya. (MED)
BERITA TERKAIT
Binaan IKPP Tangerang Raih Trophy ProKlim Utama, Aktif Adaptasi & Mitigasi Perubahan Iklim
Komitmen Pada Lingkungan, Pelita Air Bersama Pertamina Tanam 10 Ribu Pohon di Jawa Timur
Pameran Energi Terbesar di Indonesia dalam Rangka Hari Listrik Nasional Ke-78, Enlit Asia 2023 Resmi Digelar