informasi sekitar kita

SEPI JOB PRONATACARA ATAU MC DI MASA PANDEMI

TANGERANG,SATELITKOTA.COM – Panji Waluyo, MC (Master of Ceremony) atau Pranoto Coro (pembawa acara adat Jawa) dari Kota Tangerang. Sebelum menjadi MC, Panji sapaan akrabnya pernah juga menjadi pegawai rendahan, karyawan pabrik, dan lainnya.

Prosesnya menjadi seniman tradisi terbilang cukup panjang, mulai dari menggeluti campur sari, ketoprakan, dan dalang. Baginya berkesenian adalah salah satu bentuk membangun ekonomi kreatif. Seperti sekarang yang dia geluti yakni menjadi MC. Baginya berkesenian itu bisa menghasilkan dan itu menenangkan juga menyenangkan.

Sudah pernah melihat prosesi pernikahan dengan adat Jawa? Upacaranya memang terlihat sangat sakral dan menarik. Sayangnya, beberapa orang menilainya ribet. panjang. Padahal, ada makna di balik simbol dan tahapan-tahapan dalam prosesi tersebut, urai Panji.

“Sebelum memulai upacara pernikahan, pengantin melakukan siraman dari kata siram (mandi). Hal ini dimaksudkan untuk membersihkan diri kedua pengantin sebelum menjalankan upacara yang sakral. Ada tujuh orang yang akan menyiramkan air kepada calon pengantin. Tujuh di sini dalam Bahasa Jawa adalah “pitu” yaitu pitulungan (pertolongan) kepada calon pengantin,” ujarnya kepada wartawan berita online Satelitkota.com, (1/9).

Menurut Panji, tujun utama menggeluti MC bahasa Jawa ini, bukan semata-mata karena faktor ekonomi. Melainkan yang lebih penting membangun fundamental budaya Jawa. Melestarikan bahasa Jawa Kromo Inggil dan bahasa Kawi, itu yang utama.

“Saya punya misi dan tujuan untuk melestarikan budaya pengantin dan bahasa Jawa yang terancam sirna. Sekarang budaya mulai bergeser, dari budaya lokal ke budaya internasional. Apalagi dalam konteks Jawa, orang yang sudah kebarat-baratan akhirnya menggelar pernihakan bukan adat Jawa,” katanya prihatin.

Panji memahami jika saat ini perlahan, Pranoto Coro mulai banyak ditinggalkan masyarakat Jawa. Sehingga tidak menutup kemungkinan orang yang ahli di bidang pernihakan adat Jawa semakin langka jumlahnya. Dengan demikian Pranoto Coro atau MC adat Jawa saya (Red: Panji Waluyo) siap untuk memembantu bagi masyarakat yang juga mau belajar.

“Jangan sampai orang-orang luar negeri yang lebih paham tentang MC adat Jawa ini dari pada orang Jawa sendiri. Orang luar negeri getol belajar bahasa Jawa, dan sebaliknya, orang Jawa sendiri malah meninggalkannya dan cenderung ke budaya luar,” keluh Panji.

MASA PANDEMI

Akibat Pandemi Covid-19, Panjiwaluyo (55), warga Pabuaran, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang. kehilangan 99%, sudah dua kali lebaran seluruh job manggung sebagai pronotocoro atau master of ceremony (MC Jawa).

Kondisi itu menjadi pukulan telak bagi Panjialiyo yang sejak 40 tahun lebih menjalani profesi sebagai host atau pemandu acara pernikahan adat jawa dan hiburan resepsi pernikahan.

Saat dihubungi elalui sambungan telepon, pria yang akrab disapa Panji itu mengaku kelimpungan karena profesi yang dijalaninya turut terkena dampak pandemi.

Padahal sebagian besar kebutuhan keluarganya ditopang dari honor sebagai MC.

Panji menuturkan, sebelum pandemi Covid-19, dia biasa diminta membawakan acara musik dangdut, campursari, atau pun acara resmi lainnya. Sebelum pandemi Panji bisa melakoni pekerjaannya hingga 10-20 job dalam sebulan.

Pasalnya, pada masa pandemi sekarang ini dalam sepekan Panji hanya bisa naik panggung 1-2 kali job saja.

Pengguna jasanya sebagian kecil di wilayah Jabodetabek dan mayoritaas di Kota dan Kabupaten Tangerang. Namun, kata bapak lima anak itu, sejak Maret 2020, dirinya praktis menjadi pengangguran karena seluruh jadwal manggung di berbagai acara dibatalkan.

“Waktu muncul corona, job manggung batal semua. Sampai akhirnya ya jadi pengangguran,” ungkap Panji, Selasa (11/5/2021).

KERJA SERABUTAN

Kehilangan pekerjaan membuat Panji berpikir keras agar perekonomian keluarganya tidak sampai goyah.

Dia mencoba mencari berbagai peluang usaha yang bisa dikerjakan dan mendatangkan penghasilan.

Misalnya pada masa awal pandemi jualan kecil-kecilan di rumah.

Berangkat dari keteerpaksaan tersebut, ia berpikir untuk berjualan apa saja, selain makanan kecil-kkecilan, sales motor bekas pun ia lakoni.

“Ya alhamdulillah, hasilnya lumayan penjualan motor bekas dan jualan makanan di rumah,” katanya. (MED)

Loading