Januari 21, 2025

informasi sekitar kita

DARI BURUH PABRIK, SEKARANG JADI JURAGAN TENDA

TANGERANG,SATELITKOTA.COM – Joni Surono, perantau asal Klaten ini sukses membuat bisnis penyewaan tenda. Bisnisnya ini diberi merek Rasinta Jaya. “Saya memulai bisnis dengan modal nekad,” katanya. Bukan tanpa alasan Joni tertarik pada bisnis penyewaan tenda. Pasalnya, dia terinspirasi oleh H. Sahroni, seorang pengusaha tanda di Kota Tangerang. “Pada waktu itu bisnis penyewaan tenda masih jarang, hanya milik H. Sahroni yang terkenal,” ujarnya.

Dimulai dari situlah pelan-pelan Joni menyisihkan tabungannya untuk membeli sedikit demi sedikit semua perlengkapan pesta. Mulai dari satu set sound sistem dia beli dari hasil upah kerjanya disebuah pabrik sendal di Kota Tangerang. Pada tahun 2000, Joni memutuskan untuk keluar sebagai buruh di pabrik sendal demi menekuni bisnis sewa tenda. Dia melanjutkan dengan serius usaha yang sudah dirintis sejak masih menjadi buruh, paparnya.

Dia sempat meminjam modal senilai Rp 40 juta. Modal itu digunakan untuk membeli beberapa peralatan tambahan seperti partisi, besi, kursi dan tenda. Dia juga mulai mengembangkan terus bisnisnya dengan menambahkan setiap keuntungan untuk terus diinvestasikan dengan menambah perlengkapan-perlengkap lainnya.

“Saya berani menambah barang terus karena bisnis penyewaan tenda dan alat-alat ini tidak akan sepi karena acara pesta selalu ada sepanjang tahun,” jelasnya kepada wartawan berita online Satelitkota.com, (2/6).

Keputusan pria 64 tahun ini untuk berubah haluan dari hanya buruh pabrik dan menjadi wirausaha ternyata tidak salah, begitu juga dengan usaha yang ditekuninya yang menurutnya amat prospektif.

Terbukti, permintaan untuk sewa tenda Rasinta Jaya kini tak hanya sebatas wilayah Kota Tangerang, bahkan samapai ke Jakarta dan Karawang. “Kami sudah sering menangani sewa tenda ke daerah-daerah,” tuturnya.

Sama dengan rata-rata penyewaan tenda, Rasinta Jaya yang beralamat di Perumahan Periuk Jaya, Jalan Bungur 3(tiga), Kota Tangerang, juga menyediakan berbagai peralatan lain seperti partisi, kursi, foto dan video shoting, perlengkapan prasmanan, pelaminan, meja dan panggung, agar konsumen bisa menyewa satu paket lengkap. Untuk satu paket cukup dibandrol Rp. 25 juta sampai Rp. 30 juta.

Transaksi dengan konsumen biasanya dilakukan langsung. Joni mengaku jarang bekerja sama dengan Event Organizer. Lebih senang langsung, konsumen biasanya juga terima dari orang ke orang saja. Menurutnya pengalaman dengan EO beberapa kali tidak menyenangkan, susah untuk dimintain pembayarannya.

“Saya lebih suka ketemu langsung dengan konsumen jadi semua beres acara. Malahan terkadang cukup banyak sampai tidak terpegang,” tuturnya.

Perlengkapan yang dimiliki Rasinta Jaya saat ini yakni 5 set  sound sistem, perlengkapan pelaminan, panggung biasa dan panggung model rigging dengan berbagai ukuran, tenda kerucut juga ada dan tenda terpal seluas 2000 m2.

Dia berujar kebanyakan klien lebih sering menyewa tenda terpal atau tenda dekorasi. Sementara tenda model kerucut lebih jarang karena biasanya perusahaan lebih memilih untuk membeli tenda yang bisa dipakai berulang-ulang daripada harus menyewanya.

Dalam seminggu, dia paling bisa menangani penyewaan di 5-10 tempat dengan luas tenda minimal 50 m2 sampai beragam ukuran. Tiap meter persegi tendanya dibanderol tarif sewa Rp 40 ribu untuk wilayah Tangerang.

Walau membuat standar harga, Joni mengaku pada sistem bisnis sewa tenda harga yang dikenakan ke konsumen tidak selalu bisa sama. Pelanggan sering menawar harga dan dia pun memberi promo disesuaikan dengan budget calon konsumen.

“Omzet kotor yang bisa didapat per bulan Rp60 juta – Rp100 juta. Kalau dipotong dengan biaya karyawan dan pinjaman pembelian barang-barang, bisa dapat keuntungan bersih sekitar Rp10 juta – Rp30 juta,” kata dia.

Perputaran uang dalam bisnis penyewaan tenda memang cukup besar namun modal yang diperlukan juga tidak sedikit. Joni berujar dia masih terus melakukan penambahan modal untuk perawatan barang yang ada, menambah barang baru, serta untuk menalangi biaya sewa yang tak langsung dibayarkan konsumen. Rasinta Jaya tidak menerapkan proses pelunasan di muka. Namun diakuinya hal ini tidak bisa diterapkan ke semua konsumen, khususnya para pelanggan lama. Bagaimana soal perwatan? Joni menambahkan tergantung penyimpanan dan cara membongkarnya.

“Terpal-terpal tenda itu biasanya diganti kalau sudah rusak. Umur ekonominya biasanya setahun atau hanya beberapa bulan, tergantung  bagaimana kerapian cara bongkar pasangnya,” jelasnya.

Jika harus mengganti tenda baru, Joni memilih untuk membeli bahan baku berupa terpal atau besi dari supplier. Kemudian proses pengelasan dilakukan sendiri oleh karyawan Rasinta Jaya di dalam bengkelnya. “Selisih harganya lumayan mending membuat sendiri dengan membeli lumayan besar. Sementara kalau bikin sendiri kan lumayan menghemat biaya,”pungkasnya. (MED)

Loading