TANGERANG,SATELIKOTA.COM – Suhu di Kota Tagerang pagi itu Minggu, 19 Desember 2021 tidaklah terlalu panas rada medung-meung gitu. Sampailah saya pagi di Masjid Raya Rahmatanlil’alamin untuk mengikuti Workshop Jurnalisttik Remaja Masjid MARALA.
Begitu pertama memasuki ruang masjid yang pertama saya lihat toilet serta tempat berwudhu . Saya langsung merasakan kenyamanan ruangan itu. Rapih, bersih, wangi pula. Sejenak saya berpikir saat melihat satu ruangan toilet yang dikhususkan bagi disabilitas juga disediakan. Jadi jamaah dengan fisik lemah sekalipun tentu tidak measa khawatir ya untuk bisa melakukan shalat berjamaah lima waktu di masjid ini?
Lima menit kemudian sebelum masuk waktu shalat tiba, tampak jamaah. Usut punya usut orang itu adalah petugas kebersihan di lapangan golf, beliau bernama Sahri pria 51 tahun ini tinggal di Tanah Tinggi. “ Ia saya sudah merasa jatuh cinta dengan Masjid Raya Rahmatanlil’alamin,” tutur Bapak Sahri.
Setiap hari Pak Sahri ini ikut shalat jamaah, Pasalnya, selain karena jarak dari rumah dengan Marala tidak terlalu jauh , halaman yang bersih, masjid yang luas, dan parkirannya pun nyaman.
“Setiap adzan berkumandang pasti saya bergegas menuju Marala,” katanya kepada satelitkota.com.
Hal yang sama pula dengan Firman katanya merasa terkesan karena kenyamanannya di Marala. Masjid yang berdiri di atas tanah seluas 3000 meter persegi ini dapat menampung 1.400 jamaah. Yang terletak di kawasan Modernland, Kota Tangerang, Masjid Raya Rahmatan Lil ‘Alamin sangat menarik perhatian.
Pasalnya, masjid ini tak hanya untuk ibadah, melainkan di dalamnya dilengkapi ruang kelas untuk bimbingan belajar bahasa Arab, Inggris, serta Mandarin. Lalu juga ada ruang fasilitas klinik kesehatan, perpustakaan, dan taman, membuat masjid ini selain sebagai tempat ibadah, berinteraksi, berkumpul, dan juga sebagai pusat ilmu pendidikan.
Selain itu, yang menarik perhatian lagi adalah kalimat “La Illaha Illallah” berukuran besar yang terpampang pada tampak depan masjid serta terdapat tambahan ornamen Islami bergaya Arsitektur Turki Ottoman pada bagian tiap-tiap jendela yang berukuran sangat besar. “ Sangat unik sih,” singkat pria yang mengaku sebagai dosen.
Untuk diketahui masjid ini pun didirikan dengan menggunakan lima pilar penyangga utama gedung, sebagai simbol kokohnya agama Islam serta representasi shalat lima waktu. (Sulaeman-Sahrol)
BERITA TERKAIT
DEWAN KESENIAN KOTA TANGERANG SUDAH SAATNYA MENGUBAH POSISI, PERAN, FUNGSI, DAN WEWENANGNYA
WINA ARMADA SUKARDI: PUISI DAN ANUGERAH MURI
Diskusi Sastra Ke-2: Menuju Anugerah Sastra dan Kebudayaan 2024