TANGERANG,SATELITKOTA.COM – Divisi Pendidikan dan Pelatihan (DPP) Yayasan Masjid Rahmatanlil’alamin bekolaborasi dengan Ruang Jurnalis Remaja Masjid Rahmatanlil’alamin (MARALA) dan Komite Sasta Dewan Kesenian Kota Tangerang (DKT)menggadakan workshop jurnalistik yang tidak hanya diikuti bagi para remaja masjid tapi juga pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum. Menurut Wahyudin adanya keegiatan ini guna mencegah semakin banyaknya berita hoax di media sosial, maka tantangan tersebut harus di-counter oleh para pengguna media sosial aktif dan intensif menyerukan serta menyiarkan berita-berita yang objektif, aktual, dan factual. Berangkatan dari permasalahan tersebut, DPP MARALA dan Ruang Jurnalis mengusung tema “Bersama Atasi Ketidakmengertian Menulis Berita, Bukan Hoax.”
“Workshop Junalistik diikuti oleh pelajar, mahasiswa, masyarakat umum yang merupakan di antara pengguna sosial yang aktif dan intensif,” ujarnya.
Lanjutnya, seiring dengan kemajuan teknologi dan keterbukaan informasi, membawa ekses tersendiri yaitu banyak bertebarannya berita-berita hoax dan tidak sesuai dengan kaidah jurnalistik di media sosial. Permasalahan tersebut terjadi karena dengan mudahnya setiap orang menulis informasi dan berita diberbagai media sosial secara bebas. Kebebasan tersebut, pada akhirnya menjadi permasalahan tersendiri terutama pada aspek etika jurnalistik, papar Ketua Pelaksana Workshop Jurnalistik Remaja MARALA.
Pada tempat yang sama Wahyu juga menyampaiakan pengertian apa itu Ruang Jurnalis? Ruang Jurnalis adalah tempat orang-orang yang menyukai kewartawanan atau jurnalisme. Profesi kegiatan menghimpun berita, mencari fakta, dan melaporkan peristiwa. “Ruang Jurnalis berperan ketika ketidakadilan dan kezaliman menguasai ruang publik, sekaligus menjadi pengayaan intelektual dari insan pers” tandasnya.
Prio Ambardi, perwakilan DPP MARALA menyampaikan, senada dengan Wahyu, berdasarkan realitas tersebut, katanya posisi remaja masjid sangat penting dan strategis dalam meluruskan informasi yang banyak terdistorsi. Melalui kegiatan pelatihan jurnalistik dasar di kalangan remaja ini menjadi upaya penting dan strategis untuk membina dan melatih kalangan remaja dalam menulis berita jurnalistik sesuai dengan kaidah jurnalistik. Selain itu, hasil dari kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat menjadi teori dan referensi dalam pengembangan seorang jurnalis bekekerja.
“Fungsi anda sebagai remaja masjid untuk menganalisa dan menyampaikan kembali kepada masyarakat mengenai kebenaran sebuah berita. Diharapkan untuk remaja masjid setelah mengikuti workshop jurnalistik ini, keterampilan menulis berita jurnalistik menjadi lebih mahir,” terangnya.
Pasalnya, generasi muda muslim dan remaja masjid merupakan Agent of Change yang dituntut untuk mampu mengusai segala entitasperubahan zaman, seperti kemajuan ilmu pengetahuan danteknologi, dinamika dan problematika perkembangan masyarakat, hingga hegemoni media massa yang berbasis online networking.
“Kalau dulu di zaman saya masih diajari menulis stenografi, menulis ringkas dan cepat yang biasa dipakai untuk menyalin pembicaraan. Tapi sekarang sudah cukup hanya direkam dari pembicaraan bisa langsung ditranslate, perkembangan hari ini sudah begitu sangat maju,” kenangnya. (Minggu, 19 Desember 2021).
Wahyu Hariyadi selaku narasumber pada kegiataan Workshop Jurnalistik Remaja MARALA, Permasalahannya, elemen dasar jurnalisme tersebut pada sekarang ini banyak diabaikan oleh para “penulis berita”, terutama dalam hal konfirmasi, validasi, dan verifikasi sebuah berita, paparnya.
‘Remaja masjid juga perlu diadakannya sebuah pelatihan khusus yang fokus pada kegiatan jurnalistik dasar, terutama dalam hal penulisan berita yang menjadi produk utama dari jurnalistik, dan paham berkaiatan dengan kode etik jurnalistik” kata Wahyu Hariyadi, Ketua JMSI Provinsi Banten.
Shelli, pembicara mewakili Ketua PWI Kota Tangerang. Pantauan satelitkota.com memberikan materi seputar bagaimana teknik reportase, dan rumus berita. Menurutnya dewasa ini, di tengah semakin maraknya berbagai media sosial, berimplikasi pada pola baru penyebaran informasi dan komunikasi melalui media online. Begitu masifnya arus informasi melalui social media, masyarakat semakin mudah mengakses informasi tentang berita dan peristiwa yang terjadi di berbagai tempat tanpaadanya batasan ruang dan waktu. Fenomena tersebut, di sisi lain menyebabkan adanya distorsi informasi dan banyaknya berita“hoax” yang tidak jelas asal-usulnya serta tidak dapat dipertanggungjawabkan, paparnya.
Untuk diketahui, peserta workshop berjumlah 27 orang dan DPP Yayasan Masjid Raya Ramatanlil’alamin banyak program-program amanah yang akan dilaksanakan. Mulai dari pendidikan formal yang bekerjasama dengan salah satu peguruan tinggi, sampai non formal dan program keahlian IT sebagai peningkatan sumber daya manusia bagi pemuda sekaligus pengembangan karier menambah keterampilan formalnya akan terus dikembangkan pada tahun 2022. (MED)
BERITA TERKAIT
WARGA PERMATA TANGERANG, PERINGATI MAULID NABI UNTUK PERSAUDARAAN
Berbicara di Forum Wartawan Belt and Road, Ketum JMSI Ingatkan Peran Indonesia Bangun Kerjasama Selatan-Selatan
Raker JMSI Kabupaten Tangerang Pacu Kapasitas Media Siber