TANGERANG,SATELITKOTA.COM – KI Panji Waluyo, dalang wayang kulit yang lahir dari kerumunan kaum urban di Kota Tangerang. Kini ia menuturkan kisahnya selama menggeluti seni pertunjukan wayang. Ia menilai bahwa wayang merupakan bentuk kegiatan usaha kreatif. Mulai dari tukang gendang, pengrajin gamelan, sampai para sinden. Melalui keterampilan olah rasa, olah pikir, dan olah karsa seniman tradisi ini mampu menghidupi keluarga.
Dengan demikian untuk memasuki sektor ekonomi kreatif kegiatan usaha sebagai dalang agar terus didorong supaya bisa sinergi dengan kekuatan ekonomi, industri, teknologi, seni, dan budaya sesuai dengan zamannya.
“Di zaman milenial, kita harapkan wayang mampu menjadi kesenian yang disukai anak-anak muda. Sehingga tidak hanya kreatif melainkan ikut menjaga warisan leluhur yang adiluhung. Serta menjadikannya anak-anak muda yang mandiri secara ekonomi,” kata Ki Dalang Panji Waluyo, kepada wartawan berita online satelitkota.com, (10/8) di Sanggar Jampi Kangen, Perumahan Bugel Indah, Kota Tangerang.
Ia berharap, wayang agar bisa masuk pada kalangan generasi muda. Dalam sektor ekonomi diharapkan memiliki basis sosial termasuk dalam hal sumber daya manusia baik manajemen penyelenggara maupun penonton. Wayang, bagi masyarakat Kota Tangerang katanya, sudah memiliki basis ekonomi atau pasar, dan basis sosial budaya tersendiri bagi masyarakat pendatang yang orientasinya selain sebagai hiburan juga sebagai sarana edukasi yang mengandung nilai-nilai dan filosofi.
“Perlu cara agar bisa eksis di kalangan anak muda. Kita ajak anak muda untuk ikut andil mengangkat harkat dan martabat kesenian wayang ini di era pergaulan global,” katanya.
Dia juga ingin terus berkarya untuk memunculkan karya-karya pergelaran wayang yang bernapas baru tanpa harus merusak nilai-nilai dalam wayang atau pakem. “Idealnya dalang mesti harus kreatif dan inovatif, supaya bisa bersanding dengan wayang klasik atau perpakeman,” katanya.
Pasalnya, diperlukan pengajaran dan pelatihan baik terkait dengan filosofi, bahasa, teknik permainan, strategi komunikasi, pesan sosial, maupun cara pengemasan pertunjukan. Hal itu, kata dia, penting sekali mengingat wayang bisa menjadi jalur strategis untuk membangun tradisi yang kuat kepada generasi muda melalui seni budaya.
“Melalui pendidikan formal maupun informal, generasi muda perlu didorong untuk mengapresiasi wayang. Melalui edukasi maka masalah-masalah terkait dengan bahasa, lakon, pesan sosial, dan ajaran wayang diharapkan bisa teratasi,” katanya.
Ditempat terpisah, Sumangku, Kepala Bidang Budaya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Kota Tangerang mengatakan kesenian tradisi (wayang) adalah nyawa bangsa. Titik kehancuran kita kalau tradisi hilang. Hilang sudah. Semua menjadi mercusuar-mercusuar. Maka mencintai kesenian tradisi menjadi sebuah keharusan untuk benteng pertahanan budaya kita. “Kebudayaan harus kita dorong dalam rangka pembangunan ke depan,” pungkasnya, (16/8). (MED)
BERITA TERKAIT
KOMITE SASTRA DKT: WAKTUNYA MEMBACA DAN MENULISKANNYA
FESDRAK: Konsistensi Ajang Prestasi yang Jadi Tradisi
‘Kebun Puisi’ Komite Sastra Dewan Kesenian Kota Tangerang