PEKALONGAN,SATELITKOTA.COM – Desa Ambokembang Gang 9, Kecamatan Kedungwuni, Pekalongan ada tradisi yang unik. Namanya Grebeg Syawalan Getuk Lindri. Menurut Suhandi Grebeg Syawalan ini mulai diadakan sejak tahun 2012 dan sampai sekarang sudah menjadi program tahunan bagi Paguyuban Warga Ambokembang.
“Awal mulanya ini dari bincang-bincang kecil dari beberapa pemuda yang ingin membuat agenda acara biar dapat meriah. Dan yang belum pernah ada dimana pun. Kemudian disepakati membuat getuk lindri sepanjang jalan Ambokembang gang 9,” kata Suhandi Wakil Ketua Paguyuban Warga Ambokembang kepada Satelitkota.com. (29/4/2023).
Sambungnya, enam hari setelah hari raya Idul Fitri, warga setempat menyiapkan sendiri Getuk Lindri. Lebih dari 50 orang petugas khusus sibuk membuat Getuk Lindri di dapur khusus di depan Ponpes IMBS Miftahul Ulum yang disiapkan oleh Paguyuban Warga Ambokembang. Sesuai tema yang diusung, “Mengutamakan Kebersamaan dan Menumbuhkan Jiwa Kekeluargaan dengan Memberikan Semangat Kepada Warga untuk Selalu Berbagi dan Peduli Kepada Sesama” nantinya Getuk Lindri ini akan dibagikan gratis kepada semua orang yang berkunjung ke desa tersebut.
“Masing-masing sudah mendapatkan tugasnya sendiri-sendiri. Ada bagian mengupas dan mencuci singkongnya. Bagian merebus, dan menggiling semua dilakukan oleh laki-laki. Sedangkan untuk akomodasi dan konsumsi dilakukan oleh para ibu-ibu. Semuanya relawan, tidak dibayar dan dibantu juga oleh para pemuda tentunya,” terangnya.
Tujuan diadakannya Grebeg Syawalan Getuk Lindri katanya memberdayakan singkong yang melimpah menjadi olahan bercirikhas. Singkong-singkong ini diambil lagsung dari warga, hasil panen dari ladang atau sawah. Dan juga harapannya ke depan Ambokembang bisa menjadi tujuan wisata, kampung budaya pusat oleh-oleh berbahan dasar singkong. “Olahan singkong ini bagi warga Ambokembang sekaligus sebagai simbol untuk selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu ini bisa sebagai makanan khas dari Ambokembang , Kedungwuni, Pekalongan,” ujarnya.
Faozan warga Dukuh Kesesi Kota mengaku sangat terkesan dan salut usahanya untuk membuat Grebeg Syawalan Getuk Lindri. Karena menurutnya ini sangat bagus sekali mengedepankan nilai kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan. Juga dapat memperkuat identitas kebudayaan lokal dan daerah, memberikan ruang bagi penyelenggaraan ekspresi seni budaya, meningkatkan pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan toleransi antar suku dan agama.
“Itu bagus sekali dan perlu dikembangkan. Ini bisa jadi contoh juga buat kami di Kesesi membuat kegiatan budaya semisal membuat jajanan Kue Apem terbesar,” ujar Faozan.
Diketahu Gethuk Lindri dibuat sepanjang 330 meter sesuai panjang jalan gang Ambokembang, dari ujung timur Gang 9 sampai ujung barat. Proses pembuatanya sendiri dimulai pada pagi dini hari sampai pagi lagi atau satu hari satu malam. Dan pada tahun 2023 ini pembuatan Gethuk Lindri telah menghabiskan singkong 1,4 ton, gula jawa atau gula merah 80 Kg, gula pasir atau gula putih 20 Kg, dan 300 butir kelapa. (MED)
92 total views, 1 views today
BERITA TERKAIT
Teater Bada Tampil di Mall Bawakan Lakon 8 Manusia Bertopeng
Gelaran Seni di SMPN 5 Tangsel Menampilkan Atraksi Budaya
Penulis Muda Tangerang Merilis Buku Kisah Imajinatif dan Fantasi