TANGERANG,SATELITKOTA.COM – Bagi anda yang suka dengan jajanan khas Betawi, sepertinya tidak lengkap kalau belum mencoba menikmati minuman es selendang mayang babeh Sapri. Kesan pertama anda akan merasa penasaran saat mengunjungi atau melewati Perumahan Moderland di Jalan Hartono Raya, tepatnya tak jauh dari bunderan pertama Perumahan Moderland. Biasanya sebelum panemi dari tepatnya berjualan selalu dipenuhi barisan mobil dan pengendara motor parkir berderet penuhi tepi jalan.
Tempat mangkalnya ini bisa dibilang sangat sederhana, cuma dipayungi tenda terpal plastik berwarna biru dan hanya dikikat dengan tali yang membentang ke tiang pagar rumah penghuni komplek. Demi menjaga kerumunan deretan bangku plastik ini pun diatur berjarak. Jadi meski pun ramai penjaja minuman segar khas ini tetap merasa aman. Usut punya usut, Babeh Sapri rupanya sudah berjualan dari tahun 1970, hingga sekarang. Menurut penuturan Feri (33), Kedai Babeh Sapri ini sudah 51 tahun ada, dan sekarang dilanjutkan oleh menantu sebagai generasi penerusnya..
Pasalnya, Feri mengaku bangga menjadi penerus Babeh Sapri, dengan berjualan minuman khas tersebut. Selain itu Feri juga berharap minuman khas selendang mayang ini bisa tetap bersaing dengan minuman kemasan lainnya yang dijual dipasaran. Dengan cara tetap menjaga kualitas rasa dengan menggunakan bahan-bahan makanan yang bersifat alami, tanpa pengawet sehingga aman untuk dikonsumsi.
“Minuman ini rasanya pasti mak yos mas, tanpa pengawet, aman untuk dikonsumsi. Tapi, lantaran pandemi pembeli cukup dibungkus untuk dibawa menikmati minuman ini di rumah saja.” kata pria asal Palembang kepada satelitkota.com.
Untuk satu mangkuk es selendang mayang, hanya Rp. 7000 rupiah saja. Dalam satu hari Feri mengaku bisa menghabiskan dua loyang atau kurang lebih 200 sampai 250 mangkuk sehari. “Sehari kalau cuaca bagus ya bisa 200 sampai 250 mangkuk dari pagi sampai sore,” tandasnya. (MED)
BERITA TERKAIT
Nature Cafe Tawarkan Urusan Rasa yang Bikin Lidah Gobyos
SEKILAS PANDANG, TEMU SASTRAWAN MITRA PRAJA UTAMA KE VIII
Wisatawan di Guci Melimpah, Pedagang Menuai Berkah